Senin, 24 September 2012

Lingkungan, dan Generasi Abad 21


Peranan pemuda pada abad 21 dalam pelestarian lingkungan sangatlah penting, mengingat bahwa generasi ini akan mewarisi bangsa ini, yang didalamnya termasuk kekayaan alam dan lingkungannya, bahkan generasi abad 21 ini harus mewariskannya juga pada generasi berikutnya. Berangkat dari  semua itu, sudah seharusnya generasi muda turut melestarikan dan menjaga lingkungan ini agar tidak menjadi boomerang dikemudian hari.
Sebagai generasi abad 21 dengan teknologi semakin maju, sudah sewajarnya para generasi sekarang ini menciptakan suatu perubahan yang lebih baik pula pada lingkungan hidup. Sebagai contoh dengan semakin majunya teknologi, para anak muda semestinya bisa menciptakan suatu alat alternatif untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa merusak lingkungan.
Dewasa ini, muncul isu kerusakan lingkungan yang lebih dikenal dengan “global warming”, isu yang terkait dengan perubahan iklim ini saat ini melanda di hampir seluruh negara, dan perubahan yang jelas bias dirasakan adalah bumi yang semakin panas dan cuaca yang tidak menentu, hal ini sedikit banyak akibat dari aktivitas dan habbit para generasi abad 21 ini, seperti pemakaian bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi, disamping menyebabkan semakin berkurangnya sumber minyak bumu, juga menyumbang gas karbon dioksida (CO2) diatmosfer dari mesin kendaraan bermotor yang jumlahnya tidak sedikit, akibatnya lapisan ozon yang menipis menyebabkan bumi semakin panas, selain itu pemakaian kulkas da AC yang mengandung zat CFC, selain itu pola makan daging yang menurut Al Gore dalam bukunya yang bejudul “Our Choice” mengatakan bahwa mengkomsumsi daging merusak lingkungan, dan secara pribadi telah turut jadi bagian dari solusi dengan mengurangi konsumsi daging di piring makannya.
Oleh karena itu, sudah seharusnya generasi abad 21 ini mengubah pola hidup dan mulai menjaga lingkungan dan bumi ini untuk keberlangsungan hidup dan sebagai warisan untuk generasi selanjutnya, upaya-upaya kecil pun sangat berarti jika generasi abad 21 diseluruh dunia sadar akan turut menjaga bumi ini. Di negara yang kaya akan sumber daya alam, flora dan fauna ini tidak lantas membuat kita terlena, karena apa yang diambil dari alam Indonesia ini suatu saat akan habis atau punah jika tidak dibudi dayakan kembali.
Contoh kecil kontribusi kita sebagai mahasiswa demi menjaga lingkungan agar tetap terjaga bias dimulai dengan berjalan kaki atau bersepeda kekampus dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk mengurangi bertambahnya emisi gas CO2, selain itu mengurangi penggunaan kantong plastic dan menggantinya dengan membawa tas ramah lingkungan akan sangat berkontribusi untuk lingkungan yang lebih baik.
Kini, jalan satu-satunya yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan sekaligus mendorong kesadaran dari semua pihak untuk bertindak dalam penyelamatan bumi dari kerusakan lingkungan dan dampak perubahan iklim, sehingga anak cucu kita kelak mempunyai alasan untuk berterima kasi kepada kita, serta untuk generasi berikutnya dapat lebih menjaga bumi kita, Meskipun beberapa akibat yang merugikan dari krisis lingkungan ini sudah terlanjur, akan tetapi akibat yang paling mengerikan masih dapat dihindari dengan merubah pola hidup, pola piker, dan tindakan yang baik untuk menjaga bumi ini sebagai generasi abad 21 yang peduli lingkungan.

Rabu, 11 Juli 2012

Jurnal Pemantulan dan Pembiasan Cahaya


Pemantulan dan Pembiasan Cahaya
Ratna Dwi Sejati
Jurusan Fisika, Fakultas Mipa, Universitas Sebelas Maret

 

ABSTRACT
In the light reflection and refraction experiment aimed to understand the reflection and refraction at: plan parallel, triangular prism and the prism half-circle, to determine the value of the refractive index and a shift in the parallel plan, to determine the value of the refractive index and the minimum deviation of a triangular prism, to understand the internal reflection. When a beam of light on the boundary between two transparent medium so in certain circumstances a portion of the light is reflected and part will go into the second medium, in which the light beam will be approached or been turned away from the normal line. The phenomenon of deflection or change of direction experienced by the beam of light in the second medium is called refraction of light. Magnitude of the refractive index obtained in parallel with the calculation plan with graphs 1.63 and 1.134, which is different from the theory of the glass where the refractive index of 1.5. While the prism obtained by calculating the refractive index of 1.62 and 0.836 graphs. Deviation angle is an extensions of the light beam and the reflected rays come. deviation angle  values ​​obtained for the triangular prism is: 29 °, 41 °, 44 °, 52 °, 44 °, 70 °, 77 °.
Key Word: Reflection and Refraction 

To be continu at link:
http://www.4shared.com/account/dir/GysRNs1K/_online.html

PEMANFAATAN MEDAN LISTRIK DAN POTENSIAL LISTRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Ratna Dwi Sejati
Fisika FMIPA UNS

PEMANFAATAN MEDAN LISTRIK DAN POTENSIAL LISTRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang ada di sekitarnya. Medan listrik memiliki satuan N/C atau dibaca Newton/coulomb. Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik di sekitarnya. Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih mengalami gaya listrik. Jika muatan lain berada di dalam medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik, muatan tersebut akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik atau gaya tolak. Medan listrik umumnya dipelajari dalam bidang fisika dan bidang-bidang terkait, dan secara tak langsung juga di bidang elektronika yang telah memanfaatkan medan listrik ini dalam kawat konduktor (kabel). Medan listrik tidak perlu hanya ditimbulkan oleh satu muatan listrik, melainkan dapat pula ditimbulkan oleh lebih dari satu muatan listrik, bahkan oleh distribusi muatan listrik baik yang diskrit maupun kontinu. Contoh-contoh distribusi muatan listrik misalnya:  kumpulan titik-titik muatan, kawat panjang lurus berhingga dan tak-berhingga, lingkaran kawat, pelat lebar berhingga atau tak-berhingga,cakram tipis dan cincin bentuk-bentuk lain. Kawat panjang lurus merupakan salah satu bentuk distribusi muatan yang menarik karena bila panjangnya diambil tak-hingga, perhitungan muatan di suatu jarak dari kawat dan terletak di tengah-tengah panjangnya, menjadi amat mudah. Contoh lain penerapan medan listrik adalah pada kapasitor (memanfaatkan kebergantungan medan listrik terhadap bahan yang dilewati),tabung CRT juga (memanfaatkan gaya yang ditimbulkan oleh dua pasang plat sejajar untuk mengarahkan gerak berkas elektron).
            Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji. Karena potensial listrik adalah energi potensial elektrostatik per satuan muatan, maka satuan SI untuk beda potensial adalah joule per coulomb atau volt (V). Suatu muatan uji hanya dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain yang memiliki perbedaan potensial listrik sebagaimana benda jatuh dari tempat yang memiliki perbedaan ketinggian. Besaran yang menyatakan perbedaan potensial listrik adalah beda potensial. Beda potensial dari suatu muatan listrik di suatu titik di sekitar muatan tersebut dinyatakan sebagai potensial mutlak atau biasa disebut potensial listrik saja. Salah satu contoh penerapan potensial listrik adalah akumulator atau biasa kita sebut aki. Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.
Pada dasarnya medan listrik dan potensial listrik mempunyai keterkaitan, seperti titik-titik muatan yang terdapat dalam medan listrik mengalami beda potensial atau yang disebut potensial listrik, maka dari itu potensial listrik mempunyai kaitan pada medan listrik. Dan penerapan dari keduanya dalam kehidupan sehari-hari memang tidak mudah untuk dideskripsikan, dan itu yang membuat contoh-contoh penerapan dari medan listrik dan potensial listrik tidak terlalu banyak saya tuliskan.



Jumat, 29 Juni 2012


TUGAS FISIKA DASAR 2
Oleh
Endang Wulandari                  (M0211025)
Fernando Oktavian C             (M0211027)
Ratna Dwi Sejati                     (M0211063)
Lidya Nur De Vega                (M0211047)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011/2012







Aurora Di Langit Yang Indah
            Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya). Angin surya ini adalah aliran elektron dan proton yang terlepas dari matahari akibat tingginya energi kinetik yang dimiliki kedua partikel serta suhu matahari. Aliran partikel-partikel angin surya ini terperangkap di medan magnetik bumi, beberapa dari partikel-partikel ini mengarah ke kutub bumi dengan kecepatan yang terus bertambah. Benturan antara partikel-partikel ini dan atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi melepaskan energi yang menyebabkan terbentuknya aurora di kutub bumi yang nampak seperti lingkaran besar yang mengelilingi kutub. Makanya aurora lebih sering muncul dan bersinar lebih terang ketika matahari sedang aktif-aktifnya mengeluarkan Corona Mass Ejection yang menyebabkan meningkatnya intensitas dari angin surya. Energi yang dilepaskan pada saat partikel tersebut bertubrukan dapat dilihat secara visual melalui warna cahaya yang berbeda-beda. Warna yang terlihat bergantung pada ketinggian dan jenis molekul yang ada. Pada ketinggian di atas 300 km partakel tersebut bertumbukan dengan atom hydrogen menimbulkan warna aurora kemerah-merahan. Ketinggian 140 km, tumbukan dengan molekul oksigen menimbulkan aurora biru atau ungu. Ketinggian 100 km, partikel bertumbukan dengan atom oksigen dan nitrogen menimbulkan cahaya warna hijau atau merah muda. Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis. (Diwan,2012)
            Kemagnetan di bumi adalah kemunculan aurora di daerah kutub. Misalkan sebuah muatan dengan kecepatan tertentu masuk ke dalam daerah yang mengandung medan magnet dengan sudut yang tidak tegak lurus dengan medan magnet. Bentuk lintasan partikel berubah menjadi spiral. Bumi memiliki medan magnet dengan arah keluar dari kutub selatan (kutub utara geografi bumi) dan masuk di utara (kutub selatan geografi bumi) . jika partikel bermuatan dari luar angkasa masuk ke bumi dengan sudut tertentu, maka partikel tersebut akan bergerak dan melintasi menuju ke arah kutub bumi. selama bergerak dalam lintasan spiral, partikel memiliki percepatan sehingga memancarkan gelombang elektromagnetik. saat mendekati kutub bumi, konsentrasi partikel besar dan gelimbang elektromagnetik sangat besar. dan dapat di amati di langit kutub bumi. Kemagnetan di bumi terlihat dari kemunculan aurora di daerah kutub. Secara singkat dengan kemunculan aurora adalah sebagai berikut: Misalkan sebuah muatan dengan kecepatan tertentu masuk kedalam daerah yang mengandung medan magnet dengan sudut yang tidak tegak lurus dengan medan magnet maka bentuk lintasan partikel tersebut berubah menjadi spiral. Bumi memiliki medan magnet dengan arah keluar dari kutubs elatan (kutub utara geografi bumi) dan masuk di utara (kutub selatan geografi bumi) .Jika partikel bermuatan dari luar angkasa masuk kebumi dengan sudut tertentu, maka partikel tersebut akan bergerak dan melintas menuju arah kutub bumi. Selama bergerak dalam lintasan spiral, partikel memiliki percepatan sehingga memancarkan gelombang elektromagnetik, saat mendekati kutub bumi, konsentrasi partikel besar dan gelombang elektromagnetik sangat besar sehingga dapat di amati di langit kutub bumi.(Fauzi, 2010)
            Aurora merupakan fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angina surya). Angin surya ini adalah aliran electron dan proton yang terlepas dari matahari akibat tingginya energy kinetik yang dimiliki kedua partikel serta suhu matahari. Aliran partikel-partikel angin surya ini terperangkap di medan magnetic bumi, beberapa dari partikel-partikel ini mengarah ke kutub bumi dengan kecepatan yang terus bertambah. Aurora terjadi akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektrondan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dengan kecepatan lebih dari  500 mil per detik dan terhisap medan magnet Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya aurora hijau terjadi akibat benturan partikel electron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan partikel electron dengan atom oksigen. (Saputro, 2010)

















Daftar Pustaka
Sahbas, Fauzy. 2010.  prosesterjadinya aurora. http://rsf-gudangilmu.blogspot.com diakses pada 19 Juni 2012 pukul 16.37 WIB
Adi Saputro. 2012.  Penyebabterjadinya aurora.http://www.astronomi.us diaksespada 19 Juni 2012 pukul 16.39 WIB
Diwan, 2012. terjadinya aurora di langit yang indah.http://diwanfisika.blogspot.com diaksespada 19 Juni 2012 pukul 16.41 WIB


Minggu, 13 Mei 2012

Artikel Sel Surya


Ratna Dwi Sejati
     M0211063
Sel Surya dan Aplikasinya
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net meterin. Listrik tenaga surya diperoleh dengan melalui sistem photo-voltaic. Photo-voltaic terdiri dari photo dan voltaic. Photo berasal dari kata Yunani phos yang berarti cahaya. Sedangkan voltaic diambil dari nama Alessandro Volta (1745 – 1827), seorang pelopor dalam pengkajian mengenai listrik. Sehingga photo-voltaic dapat berarti listrik-cahaya. Belakangan ini, photo-voltaic lebih sering disebut solar cell atau sel surya, karena cahaya yang dijadikan energi listrik adalah sinar matahari.
Sel surya merupakan suatu pn junction dari silikon kristal tunggal. Dengan menggunakan photo-electric effect dari bahan semikonduktor, sel surya dapat langsung mengkonversi sinar matahari menjadi listrik searah (dc). Bila sel surya itu dikenakan pada sinar matahari, maka timbul yang dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron dan hole-hole yang timbul di sekitar pn junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu melintasi pn junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel surya diberi beban maka timbul arus listrik yang mengalir melalui beban. Aplikasinya pada kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada trafict light dijalan raya yang mana dugunakan sumber dari energy sinar matahari.
Sistem sel surya menggunakan energi sinar matahari untuk menghasilkan listrik, tanpa memerlukan bahan bakar. Tanpa ada bagian yang berputar, maka sistem sel surya hanya memerlukan sedikit perawatan. Sehingga sistem sel surya itu boleh dibilang cost effective dan cocok untuk stasiun telekomunikasi daerah terpencil, pelampung navigasi di tengah laut, alat pemantau permukaan air bendungan, atau untuk penerangan rumah yang jauh dari jangkauan jaringan PLN. Biaya operasional sistem sel surya jelas rendah.(poohdadan.2010)

Sumber : poohdandan.2010.Laporan Praktikum Karakteristik Sel Surya (online). http://poohdandan.wordpress.com. Diakses tanggal 31 Maret 2012

Rabu, 21 Maret 2012



This is Me

Aku punya 2 mata yang bias menatapmu setiap saat, aku menginginkannya

Tapi aku tak bisa selalu mengawasimu

Aku punya 2 tangan yg bisa memegang tanganmu

Tapi aku tidak bisa memegangmu agar tak lepas dariku

Agar tak jauh dariku

Aku punya 2 kaki yang bisa mengikuti langkahmu

Tapi aku tak bisa menggunakannya untuk selalu berjalan sesuai dengan keinginanmu

Belum tentu keinginanmu, dan kakiku bisa mengejar mimpi yang sama sepertimu

Aku perempuan yang lemah

Tapi sok kuat dengan segala topeng pembelaanku

Aku ini sangat biasa, dan apakah yg kamu cari dariku?

Tapi aku punya 1 hati yang serbaguna

Dia bias menggantikan tugas 2 mataku

Menggantikan tugas 2 tangan dan kakiku

Dia mengatakan padaku bahwa “all you have to do is be live”

Kapanpun kamu bisa saja pergi dariku

Meninggalkanku dan menyakitiku

Karena kamu ini bukan milikku seutuhnya

Kita masih pacaran, kamu milik Tuhan, bukan milikku

Aku hanya dititipkan untuk jadi orang yang special untukmu

Tapi dalam hatiku, dengan keterbatasanku aku ingin percaya

Kenapa hanya ingin? Karena aku hanya manusia biasa

Yang bias saja berubah pikiran

Dan percaya itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan

Apalagi membangun kepercayaan dari rasa sakit hati

Kamis, 02 Februari 2012

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Penentuan Titik Beku

Laporan Praktikum Kimia Dasar I

Penentuan Titik Beku

Oleh

Nama : Ratna Dwi Sejati

Jurusan : Fisika

NIM : M0211063

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 10 November 2011

Kelompok : 09

Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2011/2012

Penentuan Titik Beku

A. Tujuan

Mahasiswa dapat menentukan penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl.

B. Latar Belakang

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.

Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0oC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.

Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.

C. Dasar Teori

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif. (id.answer.yahoo.com)

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). (2010.Penurunan titik beku. http://lovekimiabanget.blogspot.com)

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:

1. Penurunan tekanan uap jenuh

2. Kenaikan titik didih

3. Penurunan titik beku

4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan/)

Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:

ΔTb = m x Kb

ΔTf = m x Kf

Dengan : ΔTb = Kenaikan titik didih larutan

ΔTf = Penurunan titik beku larutan

Kb = kanaikan titik didih molal

Kf = penurunan titik beku molal

M = Molalitas larutan

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.

Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan. (Modul Praktikum Kimia Dasar I)

D. Alat dan Bahan

Alat : Seperangkat alat penentuan titik beku

Bahan : 1. Urea

2. Garam dapur

3. NaCl

4. Aquades

5. Es Batu

E. Langkah Kerja

Memasukkan 10mL akuades

Tabung bagian dalam

Es batu dan Garam dapur

Tabung bagian luar


Urea 1,25 gr 10 mL, NaCl 0,58 gr 10 mL, NaCl 1,17 gr 10 mL

Mengulangi percobaan langkah diatas dengan mengganti larutan

Mengeluarkan tabung, mengukur suhunya setiap selang 30 detik hingga padatan melebur

Mengisi tabung reaksi dengan larutan urea 5 mL, lalu memasukkan dalam beker berisi es bati + garam

Menimbang urea 0,2 gr, memasukkan dalam gelas beker, menambah akuades 10mL mengaduk hingga larut.

Mengeluarkan akuades dari tabung luar dan mengukur suhu setiap 30 detik dan sampai melebur

Memasukan tabung dalam ke tabung luar dam membiarkan akuades membeku

F. Data Hasil Pengamatan

No.

Percobaan

Zat Terlarut

Titik Beku

Penurunan Titik Beku

Rumus

Massa

Molalitas

Air

Larutan

Pengamatan

Teori

1

CO(NH2)2

0,6 gr

1 m

0oC

13oC

-13oC

-1,86oC

2

CO(NH2)2

1,25 gr

2 m

0oC

12,5oC

-12,5oC

-3,87oC

3

NaCl

0,58 gr

0,9 m

0oC

11oC

-11oC

-3,68oC

4

NaCl

1,17 gr

2 m

0oC

-4oC

4oC

-7,44oC

G. Analisis dan Pembahasan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, Ketika suatu zat dicampurkan kedalam suatu pelarut, maka otomatis beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan mengalami perubahan baik itu perubahan titik didih, titik beku, tekanan uap maupun tekanan osmotic suatu larutan. Pada percobaan kali ini kita lebih fokus pada penurunan titik beku suatu larutan sesuai dengan judul percobaan kali ini. Pada percobaan didapat hasil yakni pada zat terlarut CO(NH2)2 0,6 gr didapat hasil penurunan titik beku sebesar -13oC berdasar pengamatan sedang -1,86oC berdasarkan perhitungan teori, pada CO(NH2)2 -1,25 gr didapat -12,5oC pengamatan dan -3,87oC pada perhitungan, NaCl 0,58 gr didapat -11oC berdasar pengamatan dan -3,68oC berdasar perhitungan, NaCl 1,17 gr didapat 4oC pengamatan dan -7,44oC berdasar perhitungan teori. Dari hasil tersebut jika dibandingkan terdapat perbedaan yang signifikan, dari kesemua data memiliki selisih yang cukup jauh, Larutan Urea diketahui sebagai suatu larutan non-elektrolit. Dari konsep dasar teori, didapatkan bahwa kemolalan akan mempengaruhi sifat koligatif larutan, yang berimplikasi kemolalan akan mempengaruhi penurunan titik beku, begitu juga pada NaCl. Perbedaan ini bisa disebabkan karena kurang teliti dalam menimbang bahan, membersihkan alat kerja, kurang cermat dalam membaca termometer, ataupun pada saat memuli pengukuran suhu sehingga terjadi perbedaan yang sangat signifikan. Disini funsi penambahan Garam disini merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu es batu akan lebih tinggi dari 0oC pada saat es berubah menjadi liquid. Pada percobaan ini pula kita dapat mengetahui Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Hal ini terbukti pada penambahan zat yang tidak mudah terlarut Urea dan NaCl menyebabkan adanya penurunan titik beku.

H. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:Yang pertama adalah bahwa penambahan zat terlarut pada suatu pelarut murni akanmenyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut ( Larutan akanmemiliki titik beku lebih rendah dibandingkan titik beku pelarut murni ). Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang);

Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0oC, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.

Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0oC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0oC(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.

I. Saran

Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal berikut:

Bersihkan dulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat. Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat penting.

Surakarta, 12 November 2011

Praktikan

(Ratna Dwi Sejati)

M021063

J. Daftar Pustaka

id.answer.yahoo.com

2010.Penurunan titik beku. http://lovekimiabanget.blogspot.com

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan/

(Modul Praktikum Kimia Dasar I)

Lampiran