Praktikum
Tegangan Permukaan
Kelompok
6 Responsi
Jurusan
Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
"The surface tension is the tendency of liquid to
the liquid surface tension, so that its surface as covered by a layer of
elastic" (Kanginan, 2009). In addition, the surface tension is also
interpreted as an ability or tendency of liquids to always go to a state that
the smaller surface area that is flat or round like a ball or summarily defined
as an attempt to form new surface area (Wavega, 2008). By the nature of the
liquid is able to hold small objects on its surface. Like a razor blade, razor
blade causing heavy liquid surface slightly curved downward razor where it is
located. Zar arch extending surface liquid but a liquid with surface tension
trying to maintain its surface area as small as possible. The surface tension
of each solution is different and can be determined by experimenting.”
1. Pendahuluan
Banyak
fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena
tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya
tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air
yang berada di atas permukaan air, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau
silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung,
dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair
dengan bahan lain.
Tegangan
permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala
arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Partikel B di permukaan zat cair hanya
ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan
zat cair terjadi tarikan ke bawah. Rumus tegangan permukaan
Ƴ = F/ d
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip percobaan tegangan
permukaan dan menentukan besarnya nilai tegangan permukaan larutan. Dalam hal
ini air, larutan garam dan larutan sabun.
1. Metodologi
Alat
dan Bahan
No.
|
Nama Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
|
Cincin Metal dengan ukuran : 60 mm, 30
mm, 20 mm
|
3 Buah
|
Sebagai objek yang dimasukkan ke dalam
larutan
|
2.
|
Larutan Sabun, Garam, Air Biasa
|
3 Buah
|
Sebagai media yang diukur nilai
tegangan permukaan
|
3.
|
Gelas Beker
|
3 Buah
|
Tempat larutan.
|
4.
|
Laboratory Stand dan Statif
|
1 Buah
|
Mengatur posisi gelas beker dan
Menggantungkan cincin metal dan dynamometer.
|
5.
|
Benang
|
1 helai
|
Menggantungkan cincin metal pada
dynamometer.
|
6.
|
Dinamo Meter Presisi 0,1 N
|
1 Buah
|
Mengukur besarnya gaya.
|
5
|
Kondisi
ruang praktikum
|
suhu
|
dicatat
|
tekanan
|
diameter
|
Cincin logam
|
diukur
|
keliling
|
Alat
praktikum
|
Laboratory
stand
|
Laboratory
stand
|
Gaya tarik F pada dinamometer
|
Percobaan
1
|
Tegangan
permukaan
|
Percobaan
|
diulangi dengan larutan dan cincin
berbeda
Pembahasan
Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untu menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis dan dapat
menahan benda. Hal ini dikarenakan adanya gaya tarik menarik antara partikel
zat cair (kohesi).
Dalam
percobaan ini digunakan berbagai macam alat seperti cincin metal dengan tiga
variasi diameter yaitu 60 mm, 30 mm, dan 20 mm yang berfungsi sebagai objek
percobaan. Selain itu juga menggunakan 3 macam larutan yang berbeda yaitu air
murni, air garam dan air sabun yang dimasukkan dalam gelas beker sebagai wadah.
Larutan larutan tersebut berfungsi sebagai media yang nantinya akan di ukur
nilai ketegangan permukaannya. Untuk mempermudah pencelupan cincin pada larutan
secara perlahan, digunakan laboratory stand dan statif. Dan untuk mengukur
besar gaya tarik larutan, digunakan dynamometer presisi 0,1 N atau 100 mN.
Percobaan
diawali dengan mengukur kondisi ruangan yaitu pada tekanan 1 atm, dan suhu 250C.
Kemudian setelah alat- alat disusun dan meletakkan salah satu larutan (air)
pada laboratory stand, dilakukan zeroing pada dynamometer yang sudah terpasang
cincin (diameter 0,06 m) dan digantung pada statif sehingga berada tepat di
atas larutan. Zeroing dilakukan agar massa cicin dapat diabaikan. Setelah itu,
tuas pada laboratory stand diputar ke kanan untuk menaikkan posisi larutan
hingga cincin dapat menyentuh larutan dan tercelup di dalamnya. Setelah cincin
benar-benar tercelup air seluruhnya, tuas diputar ke kiri perlahan hingga
posisi larutan merendah dan membuat cincin perlahan terangkat ke permukaan.
Gaya tarik oleh larutan dapat diamati pada dynamometer. Percobaan yang sama
dilakukan sebanyak lima kali secara berturut turut untuk memperkecil nilai
kesalahan. Kemudian percobaan kembali dilakukan dengan mengganti cincin
berdiameter berbeda pada setiap larutan dan masing masing juga diulang hingga
lima kali.
Dari
percobaan ini, dapat diperoleh data berupa nilai gaya tarik larutan dan
keliling cincin sehingga dapat diolah dalam rumus:
dimana, g = tegangan permukaan (N/m)
F
= gaya (Newton)
L
= panjang permukaan selaput fluida (m)
Namun
karena yang digunakan adalah cincin, maka panjang permukaan selaput fluida
adalah dua kali keliling cincin yaitu keliling luar dan keliling dalam yang
dianggap sama. Sehingga rumus dapat diturunkan sebagai berikut.
Dari
rumus tersebut, dapat dilihat bahwa besar gaya tarik zat cair sebanding dengan
panjang permukaan selaput fluida. Semakin besar nilai panjang permukaan selaput
fluida, maka semakin besar pula gaya tarik zat cair yang terjadi. Besar gaya
tarik masing-masing larutan pada cincin dengan diameter yang berbeda adalah
sebagai berikut:
Data
di atas dapat diolah untuk menentukan besar tegangan permukaan masing masing
larutan. Nilai tegangan permukaan yang mendekati nilai sebenarnya dapat dicari dengan
mencari nilai rata-rata dari lima kali percobaan pada masing-masing larutan dan
diameter cincin. Sehingga dapat diketahui nilai tegangan masing-masing larutan
adalah:
Air
murni : 0,051 N/m
Larutan
garam : 0,044 N/m
Larutan
sabun : 0,033 N/m
Nilai
tegangan permukaan tiap larutan adalah suatu tetapan. Hal ini dipengaruhi oleh luas permukaan selaput fluida. Semakin
besar luas permukaan fluida, maka semakin besar pula nilai tegangan permukaan
larutan. Selain itu, besar tegangan permukaan juga dipengaruhi oleh sifat
larutan itu sendiri yaitu ukuran partikel dan jarak antar partikelnya. Hal ini
tergantung banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan dan bukan tergantung pada
volume larutan. Larutan yang pekat (zat terlarut banyak) akan memiliki ukuran
partikel yang besar dan jarak antar partikel yang relative kecil sehingga
tegangan permukaannya pun akan kecil. Dalam hal ini, sabunlah yang memiliki
nilai tegangan permukaan yang paling keci. Kemudian tegangan permukaan yang
lebih besar adalah larutan garam dan yang paling besar adalah air murni.
Percobaan
yang diulang hingga lima kali bertujuan untuk memperkecil kesalahan yang
terjadi pada saat percobaan berlangsung. Dengan mencari nilai rata-rata tiap
data, dapat dicari nilai ketidakpastian yang dapat memperkecil kesalahan hasil
pengukuran. Analisa kesalahan relative suatu pengukuran dapat ditentukan dengan
mencari nilai persen dari perbandingan antara nilai ketidakpastian dengan nilai
rata-rata.
Secara
umum, kesalahan yang dilakukan pada saat percobaan dan pengolahan data yang
kemudian mempengaruhi nilai akhir perhitungan antara lain:
1. Kesalahan
melihat skala ketika melakukan zeroing
2. Kesalahan
paralaks, yaitu mata pengamat yang tidak tegak lurus dengan skala sehingga
nilai skala yang terbaca berbeda dengan nilai sebenarnya.
3. Kurang
focus dalam mengamati.
4. Kondisi
cincin yang kurang tercelup sempurna
5. Kesalahan
ketika memasukkan dan mengolah data.
Namun
kesalahan tersebut dapat diperkecil dengan melakukan pengulangan percobaan yang
telah dijelaskan di awal.
Penutup
Dari
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa prinsip percobaan
tegangan permukaan adalah dengan memanfaatkan gaya kohesi yang dimiliki setioap
larutan sehingga terjadi suatu penegangan larutan dan dapat dihitung nilai
tegangan permukaan tiap larutan. Antara lain
Air
Murni : 0,051 N/m
Larutan
Garam : 0,044 N/m
Larutan
Sabun : 0,033 N/m
Sangat
dianjurkan kepada praktikan untuk:
1. Mengamati
fenomena-fenomena tegangan permukaan
2. Menguasai
hal-hal yang berkaitan dengan tegangan permukaan.
3. Lebih
berhati-hati dalam melakukan percobaan
Referensi:
Agnes. 2011. Tegangan Permukaan. http://agnes.blogspot.com/2011/03/tegangan
_permukaan.htm// diakses tanggal 25 Nopember 2011.
Fuad,
Ahmad. 2004. Ringkasan Fisika SMA. Surabaya: Kawan pustaka
Prastawa,
Panca. 2009. Ikhtisar Fisika dan Kimia SMA. Yogyakarta: Power books
Ryan .2010. Tegangan Permukaan.
http://ryanpharmasy.blogspot.com/2010/11/tegangan_permukaan_htm
diakses tanggal 25 Nopember 2011
yang tentang pipa kapiler gada mbak ?
BalasHapus